Thursday, November 18, 2004

CITRA diri orang suci

> SYAHDAN Seorang suci sedang meditasi dibawah pohon
> pada pertemuan dua jalan. Kegiatannya itu terganggu
> oleh seorang anak muda yang berlari dengan panik
> kearahnya.
>
> "To...To....Tolonglah, saya", ujar anak muda itu
> terengah-engah. "Ada orang salah menuduh. Dikira
> saya
> ini pencuri. Ia dan banyak orang lainnya mengejar
> saya. Kalau saya tertangkap, kedua tangan saya akan
> dipotong. Tolong, Pak......", sambungnya berlinangan
> air mata
>
> Anak muda itu lalu memanjat pohon yang digunakan
> orang
> suci itu bermeditasi. Ia bersembunyi diantara
> daun-daun yang rindang. "Tolong, jangan kasih tahu
> dimana saya bersembunyi....."
>
> Orang suci itu melihat dengan mata batinnya. Pemuda
> itu sungguh-sungguh tak bersalah. Ia bukan pencuri.
>
> Tak lama kemudian sekelompok orang menghampirinya.
> Dan
> seseorang yang tampaknya sebagai pemimpin bertanya :
> "Pak, apakah melihat anak muda yang lari kesini?"
>
> Berpuluh tahun sebelumnya, orng suci itu pernah
> bersumpah untuk selalu berkata jujur. Ia sebenarnya
> tak ingin mengkhianati anak muda tak berdosa itu.
> Tapi, sumpahnya sangat mempengaruhi dirinya sendiri.
>
> "Kemana perginya?" sergah yang bertanya tadi.
>
> Orang suci itupun menunjuk kearah atas pohon. Tak
> lama, kelompok orang itu menyeret anak muda yang
> malang. Sambil dibawa pergi, ekor mata anak muda itu
> melirik ke orang suci dengan pandangan kosong. Tak
> lama kemudian anak muda itu dipotong tangannya.
>
> Ketika orang suci itu meninggal duna. ia berdiri di
> Mahkamah Akhirat. Ia dikecam, karena sikapnya
> terhadap
> anak muda yang naas.
>
> "Tetapi", ujar orang suci itu, protes. "Saya telah
> bersumpah suci untuk selalu berkata jujur. Saya
> terikat untuk berbicara dan bertindak berdasarkan
> sumpah itu"
>
> Datang suara menggelegar :"Tetapi hari itu........
> Kamu lebih mencintai kebanggaan daripada kebajikan.
> Bukan demi kebajikan kamu menyerahkan anak muda tak
> berdosa itu. Tapi semata-mata, karena kamu ingin
> mempertahankan citra yang kosong tentang diri kamu
> sebagai orang suci"