Friday, August 06, 2004

resiko kanker





Karedok Mengandung Residu Pestisida Metasiklor

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa "karedok", salah satu makanan khas di
Jawa Barat (seperti gado-gado), ternyata terindikasi mengandung residu
pestisida metasiklor tertinggi yaitu sebesar 96,8 persen.

Menurut Kepala Humas Institut Pertanian Bogor (IPB), dr Agus Lelana kepada
Antara di Bogor, Rabu (16/6), hal itu diungkapkan pakar makanan iradiasi
BATAN, Dr Zubaidah Irawati pada sebuah seminar bertajuk "Mutu dan Keamanan
Pangan" di Kampus IPB Darmaga Bogor

"Hal ini bisa jadi karena sayur-sayuran mentah yang terdapat pada karedok
tidak tercuci atau sukar larut dalam air," kata Zubaidah Irawati. Menurut
dia, residu pestisida yang menempel pada makanan dapat bersifat neurotoksik,
terutama yang berasal dari golongan siklonida terklorasi.

Gejalanya adalah bisa membuat kepala pusing, perut mual dan muntah.
"Kurangnya pengetahuan kita akan bahaya dari bahan-bahan aditif tersebut
menyebabkan kita harus menerima beberapa konsekuensi apabila
mengonsumsinya," katanya.

Karena, kata dia, bahan-bahan tersebut dapat bersifat mutagenik ataupun
karsinogenik alias menyebabkan kanker, dan organ-organ yang menjadi
sasarannya antara lain adalah hati dan ginjal. Dalam seminar juga mengemuka
bahwa persoalan keamanan pangan masih perlu diperhatikan lebih lanjut.

Menurut salah seorang pembicara lainnya Prof Dr Ir Betty Sri Laksmi Jenie
MS, persoalan keamanan pangan di Indonesia masih berkutat pada persoalan
sanitasi dan menyebabkan diare.

Ia menjelaskan bahwa angka kematian pada anak akibat diare di Indonesia
menurut WHO (badan kesehatan dunia) pada tahun 2001 sebesar 2,2 juta anak.
Ditambahkannya bahwa persentase penyebab diare melalui perantara pangan
adalah sebesar 70 persen.

Ia menyebut "angka yang luar biasa besar", dan hal itu sumbernya ada pada
jajanan anak-anak sekolahan seperti bakso, gado-gado, mie ayam, nasi rames,
siomay dan soto ayam. Berdasarkan penelitian WHO tersebut, jajanan dimaksud
banyak mengandung beberapa pathogen (bibit penyakit).

Dari makanan jajanan tersebut, gado-gado mengandung pathogen terbanyak yaitu
mengandung E Coli (diare) 6,03 persen, S Aureus 3,72 persen dan diketahui
juga mengandung Vibrio cholerae (kolera) dan E coli (diare).

Letusan penyakit asal pangan (Foodborne Disease) rupanya tidak hanya menimpa
negara-negara berkembang, karena di negara majupun juga terjadi, demikian
Prof Dr Betty Sri Laksmi Jenie.

Republika, 16/06/2004
****


Minuman Bersoda Meningkatkan Resiko Kanker

Hasil sejumlah studi menunjukkan bahwa mengkonsumsi minuman bersoda bisa
meningkatkan resiko kanker esophagus (kerongkongan). Hal ini terungkap dalam
pertemuan para ahli di bidang saluran pencernakan dan kanker di New Orleans,
Amerika Serikat.

Pertemuan menyimpulkan bahwa makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh
akan berpengaruh terhadap resiko serangan kanker. “Hasil penelitian
menunjukkan dukungan akan rekomendasi medis tentang makan secara sehat,”
kata Dr Lee Kaplan dari Massachusetts General Hospital.

Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat oleh tim dari Tata Memorial
Hospital, India, menunjukkan bahwa kenaikan konsumsi minuman ringan
berkarbonat diikuti oleh naiknya kasus kanker esophagus.

Data dari Departemen Pertanian AS menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda
meningkat 450% dalam 50 tahu terakhir, dari rata-rata 10,8 galon di tahun
1946 menjadi 49,2 galon di tahun 2000.

Sementara itu dalam 25 tahun terakhir kasus kanker kerongkongan naik 570%
pada pria kulit putih Amerika. Di tahun 2003 tercatat 13.900 penderita dan
lebih dari 10.000 di antaranya adalah pria. Hampir semua penderita meninggal
dunia akibat penyakit tersebut.

Tim peneliti menyimpulkan bahwa kenaikan kasus kanker esophagus tersebut
berhubungan dengan naiknya konsumsi minuman bersoda. Kesimpulan mereka juga
didukung oleh dasar biologis yang kuat dari hasil studi lainnya.

Minuman bersoda menyebabkan lambung menggembung dan menyemburkan kembali
sebagian ke arah kerongkongan. Proses ini diketahui berhubungan dengan
terbentuknya kanker.

Tim peneliti menemukan kecenderungan yang sama di hampir semua negara di
dunia. Negara yang konsumsi per kapitanya mencapai 20 galon minuman bersoda
per tahun menunjukkan kenaikan kasus kanker kerongkongan yang signifikan.

“Hasil studi tersebut menunjukkan kuatnya korelasi antara pola kebiasaan
makan dan minum dengan kesehatan,” kata Dr Mohandas Mallath, ketua tim
peneliti.

Astaga, 19/05/2004


_______________________________________________
No banners. No pop-ups. No kidding.
Make My Way your home on the Web - http://www.myway.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home